PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan dasar (primer) dapat ditingkatkan dengan mendorong upaya promotif, preventif, dan pemanfaatan teknologi. Di tahun 2023, ada lima Program Prioritas Kesehatan Nasional yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan primer yaitu, peningkatan kesehatan ibu dan anak; percepat perbaikan gizi masyarakat; pengendalian penyakit seperti HIV, malaria, dan tuberkulosis; pembudayaan gerakan masyarakat sehat; serta penguatan fasilitas kesehatan.

Penurunan AKI, AKB dan stunting juga merupakan prioritas pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020 -2024. Berdasarkan data Pusdatin Kemenkes RI, AKI di Jawa Timur tahun 2022 sebanyak 499 kasus. Jumlah tersebut menurun per Januari-Juni 2023 sebanyak 203 kasus. AKI di Jatim jauh lebih rendah daripada nasional. Tahun 2022 AKI di Jatim 93/100000 kelahiran hidup. Sedangkan target nasional target tahun 2024 adalah 183/100000 kelahiran hidup.

Untuk memacu capaian yang baik tersebut, upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan kunjungan pemeriksaan ibu hamil 6 kali selama masa kehamilan, pendampingan ibu hamil risiko tinggi, edukasi program kesehatan ibu dan anak secara rutin serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita yang dilakukan rutin setiap bulannya dengan melibatkan seluruh elemen dan melakukan intervensi strategis antara lain berupa peningkatan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Upaya pencegahan AKI dan AKB juga diikuti dengan sosialisasi masif mengenai stunting. Mengingat ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan prioritas penanganan yang tidak terpisahkan.

Selain pencegahan AKI, AKB dan stunting, penyakit tuberkulosis paru (TBC) menduduki
posisi kedua di tingkat nasional dalam penemuan kasus TBC untuk menuju eliminasi TBC tahun 2030.

Strategi Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) merupakan langkah yang tepat dalam memutus rantai penularan TBC di masyarakat dengan melibatkan seluruh sektor kegiatan investigasi kontak TBC dan skrining mandiri gejala TBC melalui aplikasi e-tibi yang massif dilakukan di masyarakat. Tidak hanya itu, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan saranaprasarana diagnostik TBC terus diperbarui sesuai perkembangan ilmu dan teknologi untuk mampu menemukan kasus TBC sedini mungkin sehingga pasien TBC segera mendapatkan pengobatan yang bermutu di seluruh fasilitas layanan kesehatan.

Upaya transformasi kesehatan layanan rujukan sebagai pilar transformasi kedua adalah menata sistem rujukan penyakit katarostropik yang baik, terstandar, jelas dan berbasis kompetensi serta program penguatan layanan penyakit katastropik yang menyebabkan kematian terbesar dan peningkatan beban biaya pemeliharaan kesehatan. Standarisasi pelayanan yang dicapai melalui clinical guidelines diharapkan mampu memberikan layanan yang lebih adil dan merata bagi masyarakat. Untuk dapat berperan serta dalam Program Prioritas Kesehatan Nasional, peran kedokteran komunitas yang diusung oleh FK UWKS adalah sangat penting oleh karena keterlibatan para tenaga kesehatan di dalam komunitas atau masyarakat merupakan faktor penentu keberhasilan pencegahan dan penanggulangan penyakit di masyarakat. Tenaga kesehatan harus bisa membentuk kader yang terbaik agar pelaksanaan edukasi ke masyarakat sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit. Oleh karena itu, Program Prioritas Kesehatan Nasional menjadi tanggung jawab kita bersama, tidak hanya Pemerintah tetapi juga setiap keluarga Indonesia, dan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ingin juga turut serta mengambil bagian di dalamnya

TUJUAN

Dari uraian tersebut maka permasalahan yang ingin segera diatasi dan merupakan tujuan dari
diadakannya Seminar Nasional Cosmic kali ini adalah:

  1. Memberikan pemahaman tentang Mensukseskan Program Prioritas Kesehatan Nasional
  2. Memberikan pemahaman tentang Optimalisasi Kesehatan Ibu dan Anak melalui Pencegahan AKI, AKB dan Stunting
  3. Memberikan pemahaman tentang Skrining Tuberkulosis Menuju Eliminasi TBC tahun 2030.
  4. Memberikan pemahaman tentang Penguatan Sistem Rujukan Yang Terstandar dan Berbasis Kompetensi guna Penguatan Layanan Penyakit Katastropik
  5. Memberi pemahaman tentang Penguatan Fasilitas Kesehatan dan Kedokteran Komunitas sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit